(AyahKRIS.biz.id) Sejarah Jemparingan Mataraman di Jogja bisa dirunut sejarahnya sejak era Mataram Kuno. Foto relief candi Borobudur ini menjadi materi 01 Pengajaran saya tentang sejarah jemparingan. Yuk, kita simak bersama.

Panahan di masa kerajaan Mataram Kuno

Bangsa Jawa sudah mengenal panahan sejak dahulu kala. Di salahsatu relief candi Borobudur, yang dibangun di jaman kerajaan Mataram Kuno (Hindu Buddha) bahkan bisa kita ketahui beberapa profesi seperti berikut ini :

• Petani : warga Mataram sudah mengenal teknik  bercocok-tanam Padi, dan bahkan disitu diceritakan kisah hama tikus yg menyerang lahan petani,  
• Pemburu : tampak pemburu yg sedang memanah hewan buruan. Busur dipegang secara vertikal, memanah sambil berdiri, setengah-jongkok
• Nelayan : diceritakan di relief para nelayan sedang menjaring ikan, dan ada juga yg membawa hasil tangkapan dg tongkat
   

Sengguh :

Sebelum melangkah lebih jauh, kita akan belajar 1 tipikal orang Jawa yang sampai sekarang masih dikenal dengan istilah : sengguh. 

Secara sederhana, 'sengguh' bisa diartikan sebagai : jati diri orang Jawa (dalam konteks yg positif). Harap dibedakan dengan istilah / kalimat : sengguh-e (negatif). 

Saya belajar mengenai sejarah jemparingan ini, salah-satunya di Tepas DWARAPURA, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Pengajarnya adalah :

• KRT. H. Jatiningrat, SH. (penghajeng Gandhewa Mataram),
• KRT. Wijoyo Pamungkas,
• KRT. Joyodipuro,
• dll.

Saat paring wucal (mengajar) tentang 'sengguh' ini, Kangjeng Jatiningrat memiliki mimik, gestur, dan intonasi yg KHAS :D 

• sambil tersenyum riang
• badan ditegakkan
• kontak mata yang mempesona; dan
• dengan yakin Beliau akan berkata dg canda : "(sengguh) Aku jee ...!" - Ini (style) SAYA lhooo...
• Lalu, (seperti biasa) Beliau akan segera menyambung denga kalimat : "Tapi BEDA-kan dengan : 'sengguh-e', ya. Kalau sengguh-e itu jelek / negatif"

Sumber : https://www.instagram.com/p/B8NcPTXnZq4/

Catatan:
Tepas DWARAPURA, bisa dibaca disini : https://www.kratonjogja.id/tata-rakiting/4-tata-ruang-dan-bangunan-kawasan-inti-keraton-yogyakarta/
 

Membaca relief di candi Borobudur juga perlu mengetahui SENGGUH orang Jawa saat itu.

Sebelum saya mengerti tentang pelajaran 'sengguh' ini, saya berpikir :

• Ach, cerita di relief Candi Borobudur khan cerita dari India.
• figur tokoh-tokohnya juga orang India; bahkan
• patung-patung singa di candi ...khan di Jawa TIDAK ADA singa?
• berarti bisa dunk kemungkinan orang Jawa / Mataram benar-benar TIDAK BISA memanah, atau dg kata lain : memanah BUKAN budaya ASLI orang Mataram

TERNYATA , setelah belajar lebih banyak tentang candi Borobudur (saya sering mengajar jemparingan di salah satu hotel internasional di dekat Borobudur KLIK DISINI), sengguh ini sudah ada sejak Mataram Kuno.

Salahsatu video menarik ini JELAS membuktikan sengguh-nya orang Jawa / MATARAM bisa ditonton di video KEREN ini :  https://indonesiana.tv/video/borobudur-story-when-donny-meet-yenny-hari-eps-2 terutama waktu -18:18

KESIMPULAN (h.1) :

1. Panahan / jemparingan SUDAH dikenal oleh masyarakan Jawa / Mataram sejak dahulu kala, dibuktikan dg relief di candi Brobudur abad 8 M
2. Di era Mataram Hindu Buddha, jemparingan dipakai salahsatunya untuk berburu, sayembara / lomba mendapat istri (Siddharta Gautama), dilakukan dlam posisi berdiri, jongkok, berkuda
3. di jaman Mataram Kuno, busur dipegang secara vertikal

Bagaimana dengan model (gagrag) jemparingan di masa Mataram Islam?

Simak penjelasan & foto-foto di artikel saya berikut ini, klik disini...

62882003490500

gallery foto jemparingan di masjid agung syuhada

Tag :