Jemparingan atau permainan panahan-tradisional gaya Mataraman, adalah permainan yang berasal dari Kasultanan Mataram Yogyakarta. Mulai diajarkan secara resmi pada tahun 1755 M, dan menjadi salahsatu mata-pelajaran di Sekolah TAMANAN, di dalam kompleks Kraton Yogyakarta. Bangunan yang menjadi tempat belajar putra-putri Sultan dan keluarga pejabat tinggi istana masih terawat kokoh sampai hari ini.
# Jemparingan, dalam bahasa Jawa adalah bahasa kromo inggil (bahasa jawa halus) untuk kata 'panahan'. Hal ini banyak kita temui dalam tulisan-tulisan karya sastra Jawa. Tidak heran kita akan menemui kalimat-kalimat sbb:
... kasêbut ing sêrat Lalitawistara. 49. Ing wasana unggul ing sayêmbara jêmparingan. 50. Sang Dèwi Gopa kadhaupakên kalihan Gotama.
Sumber : https://www.sastra.org/bahasa-dan-budaya/kagunan/1839-barabudhur-anonim-1915-1191
...ing Eropah inggih taksih tumindak, malah ing Roosendaal (nagari Walandi) wontên pakêmpalan anjêmparing nama Amicitia dumugi sapunika adêgipun sampun 100 taun...
Sumber : https://www.sastra.org/koran-majalah-dan-jurnal/kajawen/2445-kajawen-balai-pustaka-1929-07-17-305
Tentu saja jemparingan yang dipahat di panil relief Candi Borobudur dan yang sudah dilakukan di Eropa sejak 100tahun yang lalu BUKAN jemparingan Mataraman seperti yang biasa kita kenal sekarang : dengan busur bambu, memanah sambil duduk bersila, dll.
Jemparingan di naskah-naskah sastra ini artinya 'panahan'. Caranya dilakukan dengan stance berdiri, jongkok, dll. Tujuannya juga jelas : untuk lomba (Pangeran Siddharta Gautama memperoleh istri dengan memenangkan lomba jemparingan), untuk berburu, dan lain-lain.
# Jemparingan Mataraman, dalam bahasa Jawa mengacu pada PERMAINAN panahan gaya Kerajaan MATARAM (islam). Saya menulis 'Mataram Islam' HANYA untuk memudahkan para pembaca, dalam MEMBEDAKAN dengan budaya panahan era 'Mataram Kuno / Hindu - Buddha'.
Jemparingan Mataraman dilakukan dengan cara memegang busur secara horisontal KARENA tujuan awalnya untuk dakwah / syiar agama Islam. Posisi memanah dengan memegang busur secara horisontal ini mulai diajarkan sejak jaman Sultan Agung dan menyebar ke seluruh pulau Jawa. Beberapa menyebut sebagai salahsatu model 'MATARAMisasi'.
# Jemparingan Mataraman MODERN, dalam perkembangannya (simak lebih detail dalam bahasan saya tentang : SEJARAH JEMPARINGAN MATARAMAN), jemparingan Mataraman yang awalnya memegang busur secara HORISONTAL dirubah menjadi vertikal atau diagonal / miring.
Peristiwa ini terjadi di era Sri Sultan Hamengku Buwono ke-IX dan Gusti Pakualam ke VIII (Dwi Tunggal).
Jemparingan Mataraman Modern oleh masyarakat Umum dikenal sebagai : Jemparingan Mataraman gaya Kadipaten Pakualaman (jemparingan yang kita kenal sekarang), ini baru mulai ada sekitar tahun 1952 - 1953. Awalnya dari Solo, lalu berkembang ke Kraton Yogyakarta, dan akhirnya dilestarikan sampai sekarang di Kistalan, Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta.
Jemparingan Mataraman MODERN adalah GABUNGAN antara standar bow & jemparingan Mataraman. Itu sebabnya :
Baca selanjutnya : Jemparingan Mataraman Jogja
Tag :
Cara Bermain Jemparingan Mataraman Jogja